Translate

Thursday, July 12, 2012

MENGELOLA KEMARAHAN

Akhir-akhir ini, kemarahan begitu mudah terlihat dimana-mana. Bahkan beberapa kalangan di masyarakat cenderung menyelesaikan setiap persoalan dengan kemarahan destruktif. Berbagai macam tekanan dan kesulitan hidup memang membuat emosi seseorang mudah tersulut layaknya api yang akan segera menyala saat disiram dengan sedikit bensin. Berikut ada beberapa tips untuk mengendalikan kemarahan.

1 Sadari bahwa marah adalah emosi yang wajar. Marah merupakan kejadian yang alami karena merupakan bagian dari ekspresi emosi seseorang. Menjadi marah adalah wajar sejauh Anda tidak menjadi lepas kendali dan melakukan hal “gila” dengan kemarahan yang meluapluap. Dapat dimaklumi pula kalau Anda bisa menjadi marah ketika menjalin relasi dengan orang lain. Ada banyak hal di sekitar kita yang berpotensi menyulut emosi dalam diri kita. Misalnya, perlakuan tidak adil atau tidak pantas, luka hati yang disebabkan oleh orang lain maupun persepsi diri sendiri mengenai orang lain.

2 Pikirkan dampak/kerugian akibat kemarahan Anda. Orang yang dikendalikan oleh kemarahannya seringkali tidak memperhitungkan akibat dari perbuatan yang dilakukan dengan kemarahan dalam dirinya. Kemarahan yang dilampiaskan dalam tindakan destruktif seringkali berdampak negative bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Lain kali, jika Anda tergoda untuk melakukan sesuatu dalam kemarahan Anda, pikirkanlah sejenak pertanyaan penting ini: “Apakah tetap marah sepadan dengan kerugian yang harus mereka alami?

3 Kemarahan harus diselesaikan dengan segera. Alkitab menasihatkan agar Anda tidak membiarkan kemarahan terus ada di dalam diri kita setelah matahari terbenam. “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis” (Ef. 4:26-27). Artinya, semakin cepat emosi dan kemarahan Anda diredam, hal itu akan mempersempit ruang bagi Iblis untuk menguasai emosi Anda sehingga akan berakibat buruk terhadap diri kita. Kemampuan meredakan kemarahan menunjukkan apakah kita termasuk orang bebal atau orang bijak, seperti ditegaskan dalam kitab Amsal 29:11 yang berkata, ¨Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi Orang bijak akhirnya meredakannya.¨ 

0 komentar: